blog

Renungan di Kereta

sharing

Hah? Apa! kita bukan permata?

Buku Buya HAMKA Pribadi Hebat

Saat balik pulang ke Solo, aku membaca buku “Pribadi Hebat” karya Buya HAMKA. Buku yang menarik itu selalu mengajak pembacanya berjalan-jalan ke taman pikiran penulisnya, diajaknya melihat dan mencium bau-bau bunganya serta diajak berpikir tentang taman. Buku ini salah satunya.

“Tidak perlu kita memukul canang menunjukkan diri karena manikam asli akan dapat dikenal oleh jauhari”

Pepatah Bahasa Indonesia di atas menyampaikan pesan bahwa orang yang memiliki kemampuan, kualitas, atau bakat yang luar biasa baik tidak perlu berusaha keras untuk menunjukkan diri atau mempromosikan diri mereka. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki keahlian dalam mengenali kualitas dan bakat tersebut (dalam hal ini, jauhari atau ahli permata) akan mampu mengenali dan menghargai keunggulan tersebut tanpa perlu tindakan ekstra dari individu yang bersangkutan.

Dalam konteks yang lebih luas, pepatah ini mengajarkan kita untuk merendah hati dan percaya pada kemampuan kita sendiri, serta yakin bahwa orang yang tepat akan menghargai dan mengakui keahlian kita tanpa perlu kita susah payah untuk menarik perhatian.

Minder yah? Overthinking yah? Anxiety nih?

Meskipun pepatah ini menekankan pentingnya merendah hati dan percaya bahwa keahlian Anda akan dikenali oleh orang yang tepat, dalam kenyataannya, ada beberapa alasan mengapa banyak orang yang mungkin belum diakui atau direkrut oleh jauhari. Bisa jadi dikarenakan satu dari faktor-faktor berikut :

  1. Waktu yang tepat: Terkadang, untuk diakui atau direkrut oleh orang yang tepat, Anda perlu menunggu waktu yang tepat. Kesempatan dan keberuntungan juga berperan dalam mencapai kesuksesan. Tetaplah sabar dan terus kembangkan kemampuan Anda. Saat sharing-sharing dengan teman, ada yang bercerita jika ingin untung di Indonesia adalah carilah momen yang tepat, nanti hidupmu akan berubah drastis. Berhasilnya Langkah yang diambil pada momen yang tepat adalah Upaya mencari keberuntungan.
  2. Jauhari yang tepat: Dalam pepatah ini, “jauhari” adalah orang yang dapat mengenali dan menghargai potensimu. Mungkin belum bertemu dengan “jauhari” yang tepat dalam hidup . Teruslah membangun jaringan dan berinteraksi dengan orang-orang di bidang yang disukai. Cobalah keluar dari Sirkel dan tak malu memulai pembicaraan ke orang lain di Discord, Twitter, Event Offline, atau di kelas. Terbukalah.
  3. Padi yang bisa menjual: Walaupun pepatah tersebut menyarankan untuk merendah hati, dalam situasi tertentu, Anda mungkin perlu untuk sedikit mempromosikan diri agar lebih terlihat. Cari cara yang etis dan sopan untuk menunjukkan bakat Anda, seperti berpartisipasi dalam kompetisi, menghadiri konferensi, atau berbagi prestasi Anda di media sosial.

Komitmen, Kerja keras, dedikasi dan Mental terus belajar pastikan agar terus menyala dalam hati, agar diri ini bisa lebih kompetitif dan menarik di hadapan orang lain.

Secara keseluruhan, meskipun pepatah tersebut mengajarkan kita untuk merendah hati dan percaya pada kemampuan kita sendiri, dalam praktiknya, perlu banyak mengambil langkah untuk mendekatkan kita kepada keajaiban atau keberuntungan.